Terima kasih sudah memberi tanda bahwa aku bukanlah satu-satunya yang kamu inginkan. Hari-hari penuh kebahagiaan yang sudah aku siapkan, hancur berantakan. Menyiapkan tempat yang nyaman, memberimu ruang untuk berkembang, itu semua ternyata hanya engkau jadikan tempat pelarian. Terima kasih sudah ...
“Diajak nongkrong sama bang Bilal.” Kata Bagus, ia sedang berada di kamarku. “Lu aja sana sama si Bintang.” Kataku. Malam ini malam Minggu, malamnya anak muda sepertiku biasanya akan berkeliaran, bermain, berkumpul bersama teman-teman, ataupun pergi dengan pacarnya. Tetapi walaupun ini ma...
3 tahun yang lalu, tepatnya ketika aku masih mengenakan seragam putih biru. Hatiku dimenangkan seorang perempuan. Perempuan yang menggemaskan. Wajahnya putih, matanya kecil, rambutnya sebahu, dan selalu ceria ketika bersamaku. Namanya Putri, dan ia adik kelasku. Kala itu kami menjalin hubungan se...
"Arsten, bangun. Udah jam berapa ini? Nanti kamu telat.” Suara bunbun membangunkanku. “Hah? Jam berapa? Aa telat, ya?” Kataku, panik. Tak hanya aku yang kesiangan. Ternyata bunbun dan ayah juga sama. Biasanya aku sudah bangun dari jam 5 pagi. Tapi karena kelelahan sehabis nongkrong sem...
Noted. Nama tokoh, latar tempat, waktu kejadian, semua yang berada di sini hanyalah karangan yang keluar dari otakku saja. Jadi, tidak perlu ada cocokologi atau menanyakan hal yang tidak perlu ditanyakan. Semua hanyalah karangan, ya, gan. Terima kasih. Selamat membaca. Ig: @Joohsn_
"Bunbun mau roti bakar dong. Beliin di warung pak Mumu." Kata bunbun. "Bentar, ya, bun. Nanti aa ke bawah." Kataku. "Yaudah. Jangan lama, nanti keburu tutup." Kata Bunbun. "Iya." Kataku. Warung pak Mumu langgananku ini bukanya dari sore pukul 6 sampai 4 pag...